untung ... ada paijo

Saat kecil Paijo tertimpa musibah yang menyebabkan kedua kakinya harus diamputasi, ketika itu dia hanya berujar : Untung, cuma kaki aja yang diamputasi…
Di masa mudanya Paijo kembali tertimpa musibah yang menyebabkan kedua tangannya harus diamputasi, kemudian Paijo berujar : Untung, engga sampai mati…
Ketika memasuki usia senja, Paijo kembali tertimpa musibah yang kali ini menyebabkan dia meninggal seketika. Lagi-lagi Paijo berujar : Untung, langsung meninggal seketika…

Karena amal perbuatannya saat di dunia kurang, maka Paijo tidak dapat menikmati kemewahan surga dan isinya, malahan dia terjebak di dalam neraka neraka. Mau tau komentarnya?
….
….
….
….
….
….
Untung, temennya banyak… (Hehehe !!!!)

Reaksi pertama waktu baca humor di atas yang aku ambil dari salah satu milis ini cukup dengan senyum simpul, tapi waktu baca untuk kedua kalinya di milis yang berbeda baru aku ngerasain ada makna yang cukup dalam terkandung di dalamnya.
Setiap kali tertimpa musibah sang tokoh yang sedari awal karakteristiknya dibentuk sebagai orang Jawa selalu memiliki komentar yang sama yaitu Untung, bahkan dalam kondisi terburukpun sang tokoh masih memiliki komentar yang sama.

Terlepas dari rentetan kejadian atas tindakan dan kesalahan yang sebenarnya dan membuat sang tokoh sampai-sampai masuk neraka, ada satu hal yang menurut aku patut digarisbawahi untuk lebih direnungi yaitu selalu berpandangan positif pada setiap kejadian dan tidak patah semangat dalam menghadapi musibah. Mungkin falsafah ini merupakan awal lahirnya istilah dalam bahasa Jawa Sluman Slumun Slamet yang sampai saat blog ini ditulis aku masih sulit untuk mendefinisikan dalam kalimat (hmm.. kasusnya hampir sama dengan bahasa sunda Ngabuburit yang belum mendapat padanan kata di bahasa Indonesia). Orang-orang semacam Paijo ini sebenarnya sudah mempunyai istilah keren, aku pernah membaca kisah serupa dengan setting yang berbeda (kalo engga salah di jaman Eropa jadul dan cerita lengkapnya bakal ada di postingan lain dengan catatan imelnya ketemu )

Berpikir positif ternyata bukan sesuatu yang mudah dilakukan, tetapi juga bukan sesuatu yang tidak mungkin untuk dilakukan lho… Ada kemauan dan belajar dari hal sederhana adalah kunci yang utama. Saat ini aku juga masih dalam tahap awal pembelajaran, apalagi kalau berkaitan langsung dengan interaksi orang lain, susahnya minta ampun. Contoh gampang yang sering aku hadapi di kantor adalah kalau ada jadwal pengumpulan pekerjaan molor dari yang sudah direncanakan. Dulu sih langsung negative thinking pasti si bapak/ibu males banget sampe kerjaannya engga beres. Kalo sekarang udah mulai kalem, engga gradak gruduk lagi.

PR:
Cari definisi Sluman Slumun Slamet di bahasa Indonesia sesuai EYD !